x

Kamis, 19 Agustus 2010

Ruhut Bangga
Wacananya Jadi Pro-
Kontra
Amandemen UUD 1945
Ruhut Bangga
Wacananya Jadi Pro-
Kontra
Rabu, 18 Agustus 2010 |
12:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com

Wacana amandemen
UUD 1945 mengenai
perubahan masa jabatan
presiden yang
dilontarkan politisi
Partai Demokrat Ruhut
Sitompul akhirnya
menuai
kontroversi.
Ide ini dinilai tidak elok
dilontarkan di masa
demokrasi Indonesia
yang sudah berkembang.
Namun, Ruhut justru
merasa
bangga ketika
wacananya menjadi pro
dan kontra.
"Aku bangga kalau
kemudian wacanaku jadi
pro-kontra. Dari tadi aku
diwawancara live di TV,
radio, semua media.
Artinya ide gua
masuk akal-kan?"
katanya percaya diri
kepada wartawan, di
Gedung DPR, Jakarta,
Rabu (18/8/2010).
Dengan
lugas pula, Ruhut
menyatakan siap
berjuang untuk
mengegolkan wacananya
tersebut. "Siapa pun
yang mau mengajak
debat, ayo! Yang jelas
aku akan
perjuangkan ini. Ini
saranku pribadi sebagai
ahli tata negara.
Percuma
emak bapakku
meyekolahkan aku di
Unpad kalau enggak bisa
memperjuangkan
ini," ujar anggota Komisi
III DPR ini.
Baginya, pembatasan
periode kekuasaan harus
diubah. Berkaca dari
Amerika Serikat, Ruhut
mengatakan, negara
adidaya itu terbelenggu
dengan kekuasaan.
"Bahkan
Amerika saja
terbelenggu dengan
pembatasan dua periode
untuk
presidennya. Malah kita
yang harus beri contoh
untuk Amerika. Amerika
harus belajar ke kita,"
kata Ruhut.
Ia membantah bahwa
mewacanakan
perubahan masa jabatan
presiden karena
Demokrat krisis
figur selain SBY. Dengan
percaya diri pula, Ruhut
mengatakan, Demokrat
memiliki figur-figur yang
siap diadu dengan
sejumlah tokoh senior
partai lain.
"Kami banyak calon yang
bisa menjadi presiden.
Calon-calon kami siap
diadu dengan siapa saja.
Sebut siapa, Anas
misalnya diadu dengan
Hatta, Puan, atau
Bakrie? Siap saja. Bahkan
ada
Mas Agus (Agus
Harimurti, putra SBY).
Walau masih muda, tapi
tidak
kalah kalau diadu,"
ujarnya.
http://
nasional.kompas.com/