x

Sabtu, 28 Agustus 2010

erusnya).
Bab 3
GELOMBANG OTAK
DALAM HIPNOSIS
Bagaimana gelombang
otak kaum paranormal?
Berdasarkan temuan
ilmiah dibidang
parapsikologi, ternyata
gelombang-gelombang
otak tertentu berperan
aktif melakukan
kemanpuan paranormal.
Saat ini ditemukan
teknologi stimulasi otak
dengan gelombang suara
yang unik. Seperti telah
diakui lembaga sains dan
penelitian tentang otak,
suara memiliki pengaruh
besar terhadap kinerja
otak, contohnya efek
musik Klasik dan Jazz
terhadap Otak dan
Psikologi Manusia.
Dengan berdasarkan
pada konsep frekwensi
suara inilah, Teknologi
Stimulasi Otak mampu
menghasilkan frekwensi
suara khusus yang
dikenal dengan nama
Binaural Beat Frequency.
Binaural Beat Frequency
adalah frekwensi yang
dihasilkan melalui
perhitungan matematika
kompleks sehingga
mampu menginterferensi
dan menstimulasi
gelombang otak untuk
memasuki kondisi
" trance" (frekwensi
theta). Binaural Beat
Frequency memiliki
pengaruh yang kuat,
bahkan lebih kuat dari
pengaruh musik Klasik
dalam menstimulasi
gelombang otak manusia
memasuki frekwensi
tertentu, seperti alpha,
theta & delta.
Dengan menyelaraskan
gelombang otak pada
frekwensi tertentu maka
kita akan manpu atau
bisa memiliki kekuatan
metafisika yang sangat
berguna bagi kehidupan
kita sehari-hari. Metoda
ini ditemukan sejak
tahun 1960 yang
dilakukan oleh berbagai
ilmuwan yang
menyimpulkan bahwa
frekwensi suara tertentu
dapat menpengaruhi
keadaan seseorang.
Seseorang yang
gelombang otak pada
frekwensi beta (12 – 25
cps) melakukan kegiatan
berpikir, berinteraksi,
dan menjalani kehidupan
sehari. Gelombang otak
pada frekwensi alfa (8 12
cps) menyadari
keberadaan mimpi dan
keadaan meditasi
terdalam karena
Gelombang alfa sebagai
jembatan penghubung
antara pikiran sadar dan
bawah sadar. Sedangkan
gelombang otak pada
frekwensi theta (4 – 8
cps) memasuki alam
bawah sadar yang
mengalami kondisi
meditasi sangat
mendalam.
Seseorang yang
berprofesi sebagai
paranormal dan
penyembuh gelombang
otaknya lebih banyak
mengandung frekwensi
delta (0,1 – 4 cps).
Frekwensi delta
bertindak sebagai
" radar" yang mendasari
kerja intiusi, empati dan
tidakan yang bersifat
instink. Delta juga
membantu mencapai
tingkat kesadaran dan
kebijakan tertinggi.
Adalah Audio Binaural
Beat Frequency, sebuah
alat khusus yang
diprogam dengan
frekwensi khusus untuk
diselaraskan gelombang
otak kita ke dalam
frekwensi alpha, theta
dan delta. Dengan
mendengarkan Audio
Binaural Beat Frequency
System yang
menstimulasi otak yang
memberikan respon
kepada bagian otak yang
berfungsi pusat
kesehatan & kemanpuan
paranormal, maka akan
otomatis
membangkitkan energi
tubuh (kundalini/cakra/
aura/chi), mata bathin,
terawangan, psikometri
ESP (Extra Sensory
Perception), telepathy,
telekinetis,
psychokinetis, lepas
sukma, peningkat daya
seksual, peningkat
metabolisme tubuh dan
sebagainya
Satu lagi kemampuan
yang kerap dihubung-
hubungkan dengan
paranormal adalah
kemampuan hipnosis.
Konsep hipnosis telah
ada sejak awal
peradaban manusia,
hipnosis selalu
dihubungkan dengan
berbagai ritual
keagamaan dan
kepercayaaan, kekuatan
magis dan supranatural.
Hipnosis secara
konvensional adalah
salah satu kondisi
kesadaran (state of
consciousness), dimana
dalam kondisi ini
manusia lebih mudah
menerima saran
(informasi). Konsep
hipnosis terus
berkembang seiring
dengan perkembangan
jaman. Hipnosis secara
modern adalah teknik
untuk membypass atau
mempekecil 'critical
factor' dari conscious,
sehingga RAS (Reticular
Activating System)
terbuka, dan informasi
dapat memasuki sub-
conscious.
Sedangkan orang yang
melakukan hipnosis
dikenal dengan hipnotis.
Penelitian yang
dilakukan dalam tugas
akhir ini bertujuan
melihat pengaruh
hipnosis terhadap
kejiwaan seseorang,
terutama dilihat pada
pembangkitan sinyal EEG
manusia. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
lebih membantu dalam
proses penyembuhan
secara hipnoterapi dan
memberikan informasi
mengenai pencegahan
terhadap proses
penipuan melalui
hipnosis.
Pengambilan data
dilakukan pada kondisi
hipnosis yang mengacu
pada struktur dasar
hipnosis. Data yang
diambil berupa PSD
(Power Spectra l Density)
yang telah dirata-
ratakan dan peta
gelombang otak
(brainmapping ).
Pengolahan data secara
statistik menggunakan
metode ANOVA (Analysis
Of Variance).
Sinyal beta merupakan
sinyal paling dominan di
antara sinyal EEG yang
lain, hal ini menjelaskan
bahwa pada saat kondisi
hipnosis 1 dan hipnosis 2
pikiran tetap terjaga
atau sadar. Sinyal alpha
meningkat pada kondisi
hipnosis 1 dimana pikiran
akan terasa rileks dan
santai namun terfokus,
Sinyal theta meningkat
pada kondisi hipnosis 2
setelah pikiran dibimbing
untuk berimajinasi
melakukan suatu
kegiatan atau berada di
suatu tempat yang
mudah dirasakan oleh
pikiran. Sinyal delta
relatif kecil pada semua
kondisi karena sinyal
delta meningkat pada
keadaan tidur lelap.
Agar lebih jelas tentang
hipnotis ini, ada baiknya
kita ikuti cerita Natalia
Sunaidi, pakar
hypnotherapy yang juga
penulis buku Journey of
The Past berikut ini:
Setiap hari saya
mengajar di sebuah
preschool dari Taiwan di
Pluit (Jakarta). Waktu itu
menjelang Tahun Baru
Imlek. Seperti biasa
sekolah kami banyak
memasang dekorasi
Imlek. Di depan pintu
masuk tergantung lampu
panjang berwarna merah
yang sangat menarik
perhatian anak-anak.
Suatu pagi saya
menggendong seorang
anak Toddler (usia 1,5 th)
yang terkesima melihat
lampu panjang tersebut,
tiba-tiba dari luar
sekolah terdengar suara
ledakan yang sangat
keras, suara ban pecah.
Saya sangat terkejut,
anak yang saya gendong
menangis kencang
karena kaget.
Saya sudah melupakan
kejadian itu dan memulai
kegiatan belajar seperti
biasa. Besok paginya
ketika anak itu datang
ke sekolah, dia menangis
keras ketika akan
memasuki pintu. Kami
semua tidak mengerti
dan membawanya masuk
ke kelas. Begitu pulang
sekolah, dia tidak mau
keluar pintu, dia
gemetaran sambil
berkata "bom…bom…".
Saat itu saya jadi
teringat kembali
kejadian kemarin ketika
terdengar suara ledakan
ban meletus, saat itu ia
sedang mengamati
lampu panjang yang
digantung di depan pintu
itu. Jadi setiap kali ia
melihat lampu panjang
itu, ia mengingat
kembali suara ledakan
yang membuat dia kaget
dan takut.
Saat itu bisa dikatakan
anak itu sedang berada
dalam kondisi terhipnosis
karena setiap kali ia
melihat lampu panjang
itu, secara otomatis itu
akan memicu ingatan dia
tentang suara ledakan
yang membuat dia kaget
dan takut.Lalu mengapa
saya menyebut hipnosis
adalah suatu hal yang
alami? karena kita
mengalami kondisi
hipnosis dalam hidup kita
sehari-hari. Mengapa
demikian? nanti saya
akan jelaskan
mengapanya. Tahukah
anda bahwa anda masuk
kondisi hipnosis pada
saat anda sedang nonton
TV, membaca buku,
mengetik di komputer,
Meditasi bahkan anda
pasti masuk kondisi
hipnosis sebelum anda
tidur? Ya, memang
begitulah yang terjadi!
Mengapa demikian?
Hipnosis tidak lain
adalah sebuah
pengetahuan tentang
gelombang otak. Setiap
manusia (bahkan
bianatang) mempunyai 4
gelombang otak : Beta -
Alfa - Teta - Delta. Beta
adalah gelombang otak
pada saat kita sedang
sibuk, maksudnya fokus
kita bisa pada 5-9 hal.
Misalnya, kita sedang
makan sambil
mendengar musik dan
mendengarkan curhat
teman kita. Alfa dan
Teta adalah gelombang
otak pada saat kita
sedang kondisi relaksasi
yaitu fokus pada 1 hal.
Delta adalah gelombang
otak pada saat kita tidur
pulas dan hypnosis
adalah suatu metode
untuk mencapai
gelombang otak untuk
mencapai Alfa dan Teta.
Lalu mengapa saya
mengatakan kita
mengalami kondisi
hypnosis setiap hari ?
Pada saat kita sedang
nonton TV, kita fokus
pada 1 hal yaitu film
yang sedang kita tonton.
Pada saat membaca
buku, mengetik
komputer, kita pun fokus
pada hal yang sedang
kita kerjakan. Oleh
karena itu bila kita ukur
gelombang otak kita,
kita sedang berada
dalam kondisi Alfa atau
Beta, kita sedang dalam
kondisi hypnosis. Pada
saat kita meditasi, jika
pikiran kita sudah tidak
kesana kemari dan kita
mulai konsentrasi pada 1
fokus maka gelombang
otak kita berada dalam
kondisi Alfa atau Teta.
Bahkan setiap kita tidur
kita harus melewati
kondisi hipnosis sebelum
tertidur pulas, yaitu dari
gelombang Beta ke Alfa -
Teta akhirnya Delta.
Lalu mengapa kita perlu
mencapai gelombang
Alfa atau Teta ? Karena
bila kita derada dalam
gelombang Beta (fokus
yang terpecah) kita tidak
akan bisa belajar atau
menerima apapun.
Bayangkan seperti ini,
bila anda sedang berada
di ruangan mesin yang
ribut, anda tidak akan
bisa mendengar suara
teman anda, anda harus
menurunkan suara mesin
itu lalu fokus pada suara
teman anda baru bisa
mengerti apa yang ia
katakan. Sama seperti
itu, hipnotis adalah
metode untuk
menurunkan gelombang
sibuk anda (Beta) supaya
mencapai Alfa atau Teta
supaya anda bisa lebih
fokus. Bahkan anda
sangat perlu berada di
gelombang Alfa atau
Teta untuk bisa belajar
misal pada saat kuliah,
mendengar ceramah,
membaca buku, dan
sebagainya.
Lalu mengapa anak
murid saya menjadi
trauma terhadap lampu
panjang merah
tersebut ? Karena pada
saat ia mengamati lampu
tersebut, otaknya berada
di kondisi Alfa atau Teta
sehingga ia menjadi
reseptif terhadap suara
ledakan itu. Lalu
bagaimana yang terjadi
di TV, yaitu orang-orang
yang diubah namanya
atau berperilaku aneh?
Apakah kesadarannya
dilemahkan dengan
hipnotis? Prosesnya
sama, yang dilakukan
oleh para hipnotis adalah
dengan menggunakan
metode hipnosis
menurunkan gelombang
otak orang itu menjadi
Alfa atau Teta sehingga
ia menjadi reseptif pada
sugesti sang hipnotis.
Lalu kemanakah
kesadarannya ? Apakah
hilang ? Tidak hilang!
Kesadarannya tetap ada
bahkan ia sangat sadar.
Misalnya, seorang lelaki
bernama Eko diubah
namanya menjadi Ria.
Eko masih sangat sadar
bahkan pada saat ia
bilang namanya adalah
Ria tetapi kesadarannya
tidak cukup kuat untuk
menolak sugesti sang
hipnotis. Lalu apakah
kesadaran Eko sedang
dilemahkan melalui
hipnotis? TIDAK!
Memang kesadarannya
sudah lemah dari
awalnya dan melalui
hipnosis jadi terlihat.
Jika begitu apa bedanya
kita semua dengan Eko?
ketika kemarahan
menguasai kita, kita
menjadi terfokus pada
hal yang menyebabkan
kita marah, lalu kita
bereaksi galak dan
mengomeli orang lain.
Bukankah kita saat itu
terhipnotis oleh
kemarahan kita?
Bukankah saat itu
kesadaran kita pun
lemah sehingga tidak
bisa menyadari
kemarahan yang muncul?
Jika demikian mengapa
kita bisa menyimpulkan
hipnosis yang bisa
membuat kesadaran kita
melemah jika setiap
harinya kesadaran
kitapun lemah dan
terlarut dalam
kemarahan,
keserakahan, kebencian,
irihati dan sebagainya ?
Lalu kemanakah
kesadaran kita saat itu?
Jika memang hipnosis
bisa melemahkan
kesadaran maka
sesungguhnya kita
sedang melemahkan
kesadaran kita dengan
menonton TV, meditasi
bahkan setiap kali tidur,
karena saat itu kita
berada dalam kondisi
hipnotis. Apakah begitu?
Sangat Tidak! Hipnosis
adalah sebuah
pengetahuan yang
mempelajari gelombang
otak dan metode
komunikasi untuk
mencapai gelombang
otak Alfa atau Teta.
Melalui relaksasi dalam
masalah yang muncul
adalah setelah mencapai
gelombang otak Alfa
atau Teta melalui
hipnosis, lalu mau
diapakan ? Apa mau
digunakan untuk
memasukkan sugesti
negatif atau positif ? Apa
mau digunakan untuk
melihat kehidupan lalu
dan mengambil
kebijaksanaannya? atau
untuk menenangkan
pikiran? atau bahkan
digunakan untuk hiburan
iseng ? semuanya
tergantung
kebijaksanaan anda.
Seperti sebilah pisau, ia
bisa digunakan untuk
kejahatan tetapi juga
bisa kita pakai untuk
membantu untuk
membantu kegiatan
masak untuk
menghasilkan berbagai
makanan bergizi. Tetapi
pisau hanyalah pisau, ia
tidak termasuk barang
baik atau buruk. Sama
seperti hipnosis, ia bisa
digunakan untuk hal
negatif tapi bisa juga
digunakan untuk
meningkatkan kualitas
hidup.
Hipnosis hanyalah suatu
metode, yang jika kita
bisa mengolahnya dapat
kita gunakan untuk
meningkatkan
kebijaksanaan kita. Jadi
semuanya itu menjadi
pilihan anda, mau
menggunakan hipnosis
untuk melihat kehidupan
lalu dan mengambil
kebijaksanaannya atau
mau tidak
menggunakannya. Ini
semua bukan menjadi hal
yang benar atau salah
lebih merupakan hal
yang cocok atau kurang
cocok. Sebagian orang
karena warna kulitnya
terlihat cocok memakai
baju berwarna ungu tua,
tapi ada juga yang tidak
menyukai warna ungu
tua karena kurang cocok
dengan warna kulitnya.
Tapi apakah warna ungu
tua adalah adalah warna
yang salah ? Sama
seperti itu ada orang
cocok dengan regresi
kehidupan lalu untuk
menggali
kebijaksanaanya ada
juga yang kurang cocok.
Semua itu hanyalah
pilihan yang cocok atau
kurang cocok.
Sebagaimana diketahui,
cara kerja otak
dipengaruhi oleh kondisi
otak yang disebut fase
Beta, Alfa, Theta, dan
Delta. Pada kondisi Beta,
gelombang otak adalah
12-25Hz. Ini adalah
kondisi konsentrasi yang
muncul ketika seseorang
sedang mengerjakan
sesuatu yang sulit dan
perlu berpikir keras.
Pada saat ini otak hanya
mempunyai kemampuan
fokus tunggal. Kondisi
beta cocok untuk tujuan
menyelesaikan suatu
pekerjaan secara serius,
seperti mengerjakan
soal, ngebut,
mengerjakan tugas kritis
dan serius. Musik yang
riang dan cepat dapat
membantu mencapai
kondisi otak ini.
Kondisi Alfa mempunyai
gelombang otak dengan
frekuensi 8-12Hz. Kondisi
tenang ini
memungkinkan otak
untuk multifokus,
memperhatikan
beberapa hal sekaligus.
Kondisi Alfa sangat tepat
untuk belajar yang
bersifat menyerap,
memahami,
menghafalkan
pengetahuan, karena
pada kondisi ini otak
menjadi siap belajar.
Musik yang sedang dan
ringan dapat membantu
tercapainya kondisi Alfa.
Gelombang otak Theta
adalah 4-8Hz, yang
merupakan keadaan
setengah sadar. Pada
kondisi ini ide kreatif
banyak muncul karena
peran otak bawah sadar
menjadi lebih dominan.
Kabarnya, otak bawah
sadar mempunyai
kemampuan lebih besar
7:1 dibanding otak sadar.
Itulah mengapa
seringkali penyelesaian
masalah muncul saat
hampir tidur atau saat
bangun tidur. Kondisi
Theta juga merupakan
kondisi untuk mengakses
alam bawah sadar.
Hipnotis dan hipnoterapi
menggunakan kondisi ini
untuk memberikan
perintah-perintah ke
alam bawah sadar
pasien, misalnya perintah
untuk merasakan bahwa
rokok itu sangat
memualkan pada terapi
terhadap pecandu rokok.
Dengan perintah-
perintah yang telah
disusun sedemikian rupa,
seorang hipnoterapi
memandu pasien untuk
memasukkan gambaran-
gambaran baru ke dalam
alam bawah sadar.
Karena alam bawah
sadar tidak mampu
membedakan gambaran
imajinasi terhadap
kondisi nyata, maka
gambaran imajinasi
tersebut akan ditangkap
sebagai kondisi nyata.
Ketika kemudian pasien
telah sadar sepenuhnya
(kondisi Beta dan Alfa)
maka alam bawah sadar
telah mempunyai
gambaran lain terhadap
kondisi nyata, misalnya
terhadap rokok yang
semula dipandang
nikmat tiba-tiba
dipandang memualkan.
Seorang rekan saya
bereksperimen dengan
hipnoterapi terhadap
anaknya yang masih SD.
Ketika sang anak sedang
dibuai untuk tidur maka
dia menyampaikan
pesan-pesan baru ke
alam bawah sadar
anaknya dengan
mengatakan bahwa sang
anak adalah anak yang
rajin, pintar, baik hati,
selalu bisa dalam belajar,
dan hal-hal baik lainnya.
Sekitar dua minggu
kemudian mendadak
prestasi belajar anaknya
meningkat drastis. Rekan
saya pun terkejut dengan
hasil yang tidak
disangkanya tersebut.
Semacam dengan hal
tersebut adalah efek
dongeng sebelum tidur
bagi anak. Dongeng-
dongeng dengan pesan
moral biasanya sangat
membekas dalam
ingatan anak bahkan
hingga dewasa. Karena
itu sangat penting untuk
menyempatkan diri
mendongeng kepada
anak dengan pilihan
dongeng-dongeng yang
bermoral baik, karena
secara langsung dongeng
tersebut akan masuk ke
dalam alam bawah sadar
anak. Sebaliknya
sangatlah buruk
memberi pengantar tidur
dengan memarahi anak,
memberi tontonan
seram, dan perlakuan
kasar, karena hal itu
akan membekas saat
anak hampir tidur.
Yang juga menarik
dilakukan adalah self
hipnoterapi, yaitu
dengan menyatakan
kalimat-kalimat positif
kepada diri sendiri. Salah
satu cara adalah dengan
tiduran, atau duduk
rileks memejamkan
mata, kemudian
menenangkan diri tidur-
tiduran, lalu menyatakan
kalimat positif , "Khairul
-ganti nama Anda-, kamu
bisa, kamu baik, kamu
sukses …" Sambil
menepuk dada atas kiri,
bahu belakang kanan,
atau paha kanan.
Mengapa di daerah itu?
Itu adalah daerah yang
hanya orang terdekat
yang menyentuhnya,
seperti ibu, sahabat, dan
keluarga.
Pada saat daerah
tersebut disentuh maka
alam bawah sadar akan
mengatakan 'ini pesan
dari orang yang dekat
denganku ' dan dia
menjadi terbuka untuk
menerima pesan
tersebut. Dengan
demikian apapun yang
disampaikan tadi
menjadi bagian alam
bawah sadar dan diingat
olehnya.
Gelombang Otak Sebagai
Password
Para peneliti Kanada kini
sedang mengembangkan
teknik yang dapat
menggunakan
gelombang otak untuk
mengunci pintu atau
memperoleh akses ke
layanan bank.
Urusan teknik
pengamanan
menggunakan keunikan
tubuh manusia telah
banyak dikembangkan
para ahli, misalnya sidik
jari. Bahkan beberapa
perusahaan telah
menawarkan pengenalan
citra iris (bagian mata) di
banyak negara yang
ingin menerapkan paspor
biometrik.
Tapi Julie Thorpe,
seorang peneliti di
Carleton University di
Ottawa mempunyai ide
yang lebih gila.
Menurutnya, tidak perlu
digunakan kartu rahasia,
nomor pin, dan bentuk
pengaman fisik lainnya
untuk mengakses ATM,
mengakses data di
komputer, atau
memasuki gedung dan
ruangan rahasia.
"Penggunanya juga akan
mudah sekali mengingat
password-nya, " kata
Thorpe. Ia berharap
dapat mengembangkan
alat pengaman pertama
yang membaca
gelombang otak sebagai
kode tersebut.
Idenya memang sangat
potensial untuk
dikomersialisasikan,
dengan asumsi sinyal-
sinyal dari otak selalu
berbeda antara satu
orang dengan lainnya
meskipun mereka
memikirkan hal yang
sama. "Sinyal otak unik
seperti halnya sidik jari,"
katanya.
Ia bekerja sama dengan
mahasiswa kedokteran
dan peneliti teknologi
keamanan Paul Van
Oorschrot di Ottawa
untuk mewujudkan ide
tersebut. Penelitiannya
juga bertujuan
mengembangkan alat
bantu bagi para
penderita paralisis untuk
mengendalikan dan
berkomunikasi dengan
lingkungan sekitarnya.
Para penderita paralisis
kehilangan kemampuan
menggerakaan tubuhnya
karena otot-ototnya
lumpuh sehingga satu-
satunya harapan adalah
memanfaatkan
gelombang otaknya.
Untuk mengubah
gelombang otak menjadi
perintah komputer yang
mengendalikan berbagai
peralatan tentu sulit
meskipun mungkin. Tapi,
menggunakan perbedaan
gelombang tersebut
untuk menggantikan
fungsi password jauh
lebih mudah.
"Anda dapat
menggunakan suara
musik atau memori saat
kanak-kanak sebagai
password bahkan dengan
menyodori gambar
tertentu, seseorang
dapat langsung
mengingatnya, " kata
Thorpe. Meskipun
demikian, ia masih harus
memastikan bahwa
setiap orang dapat
menghasilkan gelombang
yang selalu tepat.
"Seringkali, tanpa
disadari sebuah lagu
yang Anda pikirkan
mungkin akan
mengganggu sinyal sebab
banyak sekali proses di
dalam otak manusia, "
katanya. Selain itu,
perangkat komputer
untuk memeriksa
gelombang otak yang
ada saat ini belum
terlalu praktis.
Electroencaphalogram
(EEG) yang digunakan
untuk mengukur sinyal-
sinyal listrik di otak
menggunakan banyak
elektroda yang dipasang
di kening sehingga untuk
sekali pemeriksaan saja
membutuhkan waktu
lama.
Selain itu, pengukuran
dengan alat tersebut
membutuhkan gel yang
harus dioleskan ke kulit
kepala agar elektroda
tersebut dapat
digunakan. Inilah bentuk
yang sedang diperbaiki
Thorpe sehingga
pengukuran gelombang
otak dapat dilakukan
dengan praktis.
Menggerakkan Benda
dengan Gelombang Otak
Benda-benda digerakkan
oleh gelombang otak,
tak lagi mustahil.
Percobaan ilmiah sudah
berhasil membuktikan.
Pada tahap awal
penerapan prinsip kerja
gelombang pikiran
sebagai penggerak
benda-benda, sistem
antarmuka (interface)
komputer-otak kini
semakin dapat
diterapkan. Menurut
laporan LiveScience, riset
sinyal saraf itu telah
mencapai kemajuan yang
berarti. Tak heran,
penelitian itu menjadi
yang paling menarik di
bidang rekayasa
biomedis.
Awal tahun ini, para
peneliti melatih empat
penderita epilepsi untuk
menggerakkan kursor
komputer dengan
kekuatan pikiran
mereka. Para pasien itu
tengah menunggu
operasi bedah otak.
Beberapa lembar tipis
elektroda pendeteksi
sinyal dipasang pada
permukaan otak mereka.
Mereka kemudian
diminta untuk
mengerjakan beberapa
tugas, seperti membuka
dan menutup telapak
tangan serta
menjulurkan lidah. Pada
saat yang sama, para
ilmuwan menilai apakah
sinyal-sinyal otak
berkaitan dengan
gerakan-gerakan itu.
Sinyal-sinyal dari
gerakan-gerakan
tersebut kemudian
diselaraskan dengan
gerakan kursor di
monitor. Misalnya,
ketika otak
memerintahkan pasien
membuka tangan kanan,
maka kursor bergerak ke
kanan.
Pasien juga diminta
untuk menggerakkan
kursor dari satu titik ke
titik lain di monitor.
Caranya, dia hanya
berpikir tentang
pemindahan kursor
tersebut. Awalnya,
keempat pasien itu
merasa kesulitan.
Namun, mereka akhirnya
mampu mengendalikan
kursor dengan pikiran.
Setelah beberapa menit,
mereka melakukannya
dengan tingkat akurasi
lebih dari 70 persen.
Bahkan, seorang pasien
mampu menggerakkan
kursor melalui pikirannya
dengan tingkat akurasi
100 persen pada akhir
percobaan.
"Semua peserta
percobaan kami dapat
mengendalikan kursor
komputer dengan
menggunakan sinyal-
sinyal otak, " kata Daniel
Moran dari Washington
University. Penelitian itu
membuktikan, sensor-
sensor yang ditempatkan
di permukaan otak
ternyata lebih efektif
ketimbang ditanam di
jaringan otak atau
dikenakan seperti topi.
Cara penempatan di
permukaan otak itu
membuat mereka dapat
menerima sinyal lebih
stabil dan kuat
ketimbang ditanam di
jaringan otak atau
dikenakan seperti topi.
Hanya sedikit riset
melibatkan penderita
lumpuh total sebagai
partisipan penelitian.
Salah satunya adalah
penelitian di Brown
University dan
Cyberkinetics
Neurotechnology
Systems Inc. Studi itu
sedang mengembangkan
sistem yang disebut
BrainGate.
Dalam studi ini, sebuah
sensor ditanamkan di
lapisan luar saraf pemicu
gerak primer (tempat
otak merespons gerakan)
. Ukuran alat sensor itu
lebih kecil dari uang
koin. Sensor tersebut
memiliki elektroda
setipis rambut yang
dimasukkan sekitar satu
milimeter di bawah
tempurung kepala. Alat
itu dapat menangkap
sinyal-sinyal elektrik dari
saraf-saraf yang memicu
gerakan.(livescience-
ben-25)