Memanfaatkan
penderitaan rakyat
untuk kepentingan
politik tampaknya,
dugaan itu makin
terlihat lebih jelas.
Inisiator Pansus Bank
Century sudah terjebak
dengan permainannya
sendiri, bangsatpun
sudah mulai terbawa
dalam sidang. Gayus
Lumbuun dari PDIP,
ujungnya akan dicerca
kalau Pansus sampai
gagal mengambil
kesimpulan, PDIP dan
partai diluar koalisi akan
turun pamornya dalam
lima tahun kedepan,
sebaliknya Demokrat dan
koalisinya akan makin
menggurita melenggang
tanpa ada yang dapat
menandingi.
JK yang diundang Pansus
untuk memberikan
keterangannya yang
justru makin membuat
pansus tidak mempunyai
arah. Pihak lain mulai
memberi saran, SBY
ngaku saja deh….. Ini kan
aspirasi masyarakat
supaya SBY mengakui
saja bertanggung agar
negeri tenang dan
investor berani tanam
modal di Indonesia,
rakyat butuh lowongan
kerja.
Indonesia makin lama
ikut gaya demon, politik
gaya demon, selalu saja
rakyat dipakai sebagai
tameng, rakyat
diprovokasi karena
memang sedang
sengsara, yang makmur
dicurigai sebagai
penjahat, sebagai
perampok. Kalau cara
begini terus berlangsung,
bukan negara ini tambah
bersih, negara menjadi
menakutkan, kerusuhan
sosial bisa terjadi setiap
saat. Mungkin Bang
Buyung ini mengerti dan
ahli dunianya, namun
spekulasi ucapan diluar
dunianya dapat
berakibat tambah rame,
barangkali perlu
pembentukan TPF lagi.
Suasana yang sudah
runyam dipanasi, bicara
atas nama rakyat, makin
banyak orang yang
bicara, makin jauh dari
konteks
permasalahannya,
tembak langsung saja
SBY bertanggung jawab.
Namun bisa dimengerti
maksud Bang
Buyung,ucapan itu untuk
menyelamatkan muka
pansus yang mulai
kedodoran yang
ujungnya sudah bisa
diprediksi, tidak ada
kesimpulan. Sebaliknya
rakyat yang berharap
pansus bekerja sesuai
relnya, ternyata tidak
mampu mendalami
permasalah Bank
Century, pikiran lari2 itu
akhirnya menghilangkan
tatakrama, seperti pasar
inpres pindah ke
Senayan. Teriakan
kondektur cuma
terdengar…grogol…
grogol…grogol…….stress
semua, marah, caci maki
tanda Pansus mulai
terlihat kelelahan
mental sudah menjangkit
……. grogol …. grogol…
grogol….
Inilah akibatnya kalau
tidak punya bahan yang
komplit dan
pengetahuan yang
mumpuni, mau buka
bahan takut kena
sendiri, pilih2 bahan
akhirnya mumet sendiri.
JK kan sudah kasih bahan
didepan Pansus, masih
ada penjaminan hutang
perbankan sebesar Rp.
600 T akibat ekomomi
kemurahan hati Orde
Baru, kabarnya
pemerintah harus
nanggung bunganya Rp
80 T pertahun. Ini kan
semodel dengan Bailout
Bank Century, buka saja
pasti isinya sama, sama2
ada rampoknya. Kasus
Golden Key dulu juga
masuk kelompok ini
sebab bank pemerintah
yang bertindak sebagai
garantor akhirnya tutup,
hutangnya diambil alih
oleh pemerintah.
Bagaimana cara
merampoknya…?.
Dengan memanfaatkan
fasilitas BKPM dan modal
uang untuk bayar provisi,
runding2 dengan Bank
Pelat merah untuk dapat
bank garansi, bank
garansi ini untuk dipakai
sebagai modal mencari
pinjaman di luar negeri.
Intinya, kalau penerima
bank garansi itu tidak
bayar hutang, yang
menanggung adalah
bank pelat merah
tersebut. Bank luar
negeri kasih pinjaman
dengan syarat, beli
produk mesin2 atau
barang modal negerinya,
harganya murah cuma
USD. 30 saja, anda sudah
dapat persetujuan
pinjaman USD. 100,
berarti ada USD. 70 bisa
dikantongi, titip saja di
Bank saya.
Kira2 begitulah
permainan bank di luar
negeri membujuk "
pengusaha " Indonesia
untuk merampok
negaranya sendiri.
Masuklah barang senilai
USD 30 ke Indonesia,
tidak perlu bayar pajak
karena fasilitas BKPM
bisa dispensasi,
bayaranya nanti saja
kalau ingat, barang
senilai USD 30 inilah yang
dijadikan jaminan
pinjaman USD 100. Dari
pada capek2 kerja, usaha
tidak
diurus,pembayarannya
sengaja dimacetkan,
yang nanggung kan
pemerintah. Senang2 si
"pengusaha" gadungan
itu hidup dengan uang
rampokannya yang tidak
habis dimakan tujuh
turunan. Tidak usah ada
krismon, dengan
rampokan begini saja
bank itu bisa ambruk,
tapi faktanya krismon
jadikan kambing hitam.
JK itu cuma sebal karena
di fait Accompli oleh SBY,
tapi beliau masih punya
nurani, menyebut
penjaminan perbankan
didepan pansus, mungkin
beliau bermaksud
mengatakan, gak
usahlah mempersoalkan
yang kecil seperti bailout
Bank Century, yang Rp.
600 triliun itu yang
diurusi Pansus DPR, ini
yang sesungguhnya
menyengsarakan rakyat.
Mungkin juga Bank
Buyung ada benarnya
meminta SBY supaya
ngaku saja bertanggung
jawab, aman2 saja.
Sebagai Presiden, SBY
punya wewenang
mengusut yang Rp. 600 T
itu, Bang Buyung akan
ditunjuk lagi menjadi
ketua TPF. Siapa tahu
begitu ya…. kalau
memang benar….tambah
rame, orang2 lama yang
rame…..siap2.