teori gelombang otak &
power of thinking
07/07/2007 5:04 am
Ketika kita berpikir,
merenung ,berdoa atau
apa pun juga aktivitas
batiniah, dalam otak
kita sedang berlangsung
suatu proses
psikodinamika , yg
menghasilkan
gelombang
elektromagnetik , nah
gelombang tersebut
bisa terpancar keluar,
bisa menimbulkan
resonansi pada orang
lain. Begitu pula halnya
ketika kita
beribadah ,seperti
sholat, bila kita sholat
dg khusyu, konsentrasi
yg tinggi, maka akan
tinggi pula gelombang
elektromagnetiknya, yg
berkorelasi dg kualitas
sholat kita , penerimaan
penilaian ibadah kita
oleh malaikat.
Dalam salah satu Hadits
ada disebutkan bahwa
tingkatan sholat
masing2 orang itu
berbeda2 kualitasnya ,
tergantung ke khusyuan
sholat nya , ada yg
nilainya membubung
tinggi sampai ke langit
ke tujuh, namun ada
juga yg karena kualitas
nya rendah, yg disimpan
saja, bagaikan kain yg
dilipat ( ibadah nya
tetap diterima, tapi
nilai nya rendah).
Sebenarnya sholat,
adalah juga melatih
kemampuan otak kita,
khususnya bagaimana
membangkitkan
kemampuan2 khusus
otak spt alam bawah
sadar atau intuisi.
Ada beberapa macam
gelombang otak yg
didasarkan pada
tingkatan konsentrasi /
focus pikiran kita
sendiri atau kondisi fisik
kita ;
Beta 14 – 100 hertz –
saat berpikir keras
( menghitung atau saat
stress )
Alpha 8 – 13,9 Hz –
alam bawah sadar,
imajinasi dan relaksasi
Tetha 4 – 7,9 Hz -
intuisi
Delta 0,1 – 3,9 Hz –
saat tidur
Yang paling kuat
resonansinya, adalah
gelombang otak Alpha
dan tetha, namun paling
susah juga utk bisa kita
bangkitkan , dibanding
gelombang beta yg kita
gunakan saat berpikir
sehari hari ,
sebagaimana hal nya
susah utk
berkonsentrasi.
Lontaran gelombang
otak Alpha dan Tetha
dari pikiran kita lah yg
akan menyebar ke luar,
sehingga menggerakkan
orang lain melakukan
hal yg kita harapkan.
Bagaikan resonansi
gelombang gitar yg bila
sama getaran nya ,
akan menimbulkan
resonansi bunyi pada
alat musik lain
nya. Begitu pula orang
yang saling jatuh cinta ,
pandangan mata atau
bahkan text sms
sekalipun ,bisa
menimbulkan resonansi
rasa kasmaran pada yg
lain nya. Hal yg sama
berlaku juga antara ibu
dan anak , bila seorang
anak menangis, ibu nya
yg walau berada di
tempat yg jauh, akan
merasakan resonansi
rasa gelisah dari
tangisan anak nya
tersebut.
Hal yang sama berlaku
pula bila kita berdoa dg
khusyu , konsentrasi,
maka doa kita akan
sampai pula ke alam
transedental, terdengar
oleh malaikat ! Bagi
seorang muslim, nilai
ibadah seperti sholat,
berbagai macam pula
tingkatan penilaian nya,
ada yg bernilai tinggi
adapula yg bernilai
rendah. Sholat yg asal
asalan, rendah pula
nilainya.
Sholat yg khusyu saat yg
khusus seperti sholat
Tahajud saat dini hari ,
akan bernilai tinggi,
karena kuat pancaran
gelombangnya
( gelombang alpha dan
tetha saat sholat yg
begitu khusyu ).
Aktivitas batin yang
bernilai tinggi secara
transedental , memberi
dampak yg positif pula
bagi mereka yg
melakukan nya, yg
tercermin pada perilaku
se hari hari nya.
( dampak ibadah pada
perubahan positif
perilaku seseorang atau
meditasi pada sebagian
yg lain )
Contoh lain , misalnya
kita pergi ke tempat
keramaian seperti
terminal atau mall, bila
dalam otak kita telah
tertanam ketakutan
akan
kecopetan,jambret,
penodong dll, maka
gelombang ketakutan
tersebut akan
menyebar ke luar,
sampai pula ke para
pencopet /penodong ,
yg akan membuat
mereka tergerak utk
melakukan kejahatan
pada kita.
Tapi bila sebaliknya ,
kita berpikiran tenang
dan positif, orang2 di
tempat rawan tsb
sebagai orang2 baik dan
tak akan melakukan
kejahatan pada kita,
ditambah dengan zikir &
do ’a,maka akan
tersebar gelombang
otak positif , yang akan
sampai pula kepada
para pelaku kejahatan
tersebut dan
memberikan sinyal
positif yg akan
menutupi niat2 jahat yg
timbul pada otak
mereka , sehingga kita
bisa aman2 saja bila
lewat ke daerah2 rawan
tsb.
Pancaran resonansi
gelombang otak
ataupun juga perasaan
dari seseorang bisa
terlihat pada sorot
mata atau wajah
seseorang. Karena itu
kita sering mengalami
bila bertemu dengan
seseorang yang baru,
kok rasanya akrab dan
ramah, atau malah
sebaliknya, baru
bertemu, lihat wajah
nya kok nggak nyaman
saja rasa nya. Itu
menandakan
pancaran resonansi
gelombang otak yg
kita terima, berbeda
beda tergantung dari
orang nya. Pancaran
resonansi dari seorang
manusia bisa bersifat
positif atau negatif.
Pancaran resonansi
positif akan
memberikan
kenyamanan pada kita
yg menerima nya yang
akan menentukan juga
persepsi kita terhadap
orang tersebut.
Hal yang sama bisa
terjadi pada orang lain
saat bertemu dengan
kita, bila kita selalu
positive thinking, jiwa
tenang dan hati yg
tulus, orang lain pun
akan merasakan
kenyamanan saat
bertemu kita, begitu
pula kalau sebaliknya,
kalau pikiran kita penuh
negative thinking, hati
yg gelisah, marah dan
sebagainya, akan
mengeluarkan sinyal
gelombang yg negatif
pula, sehingga membuat
orang lain tak nyaman
karena nya.
Sorot mata adalah salah
satu bentuk tampilan
dari sinyal gelombang
otak kita. Pada hewan
yang bermain dengan
instink hal tersebut
akan lebih terasa,
hewan bisa memahami
yang lain nya berdasar
sorot matanya. Contoh
sederhana kalau kita
bertemu dengan anjing,
lihatlah sorot matanya,
kalau kita takut, anjing
tersebut akan
merasakan ketakutan
kita, dan ia akan
menyalak tambah keras
atau mengejar kita.
Tapi bila kita yakin,
percaya diri dan berani,
anjing akan bisa
“ membaca” juga, dan
bila sorot mata kita
lebih kuat, anjing
tersebut akan jadi jinak
atau lari. Demikianlah
salah satu cara pawang
binatang buas
menjinakkan hewan
peliharaan nya dengan
beradu sorot mata, yg
sebenarnya ialah
menyampaikan pesan
dari resonansi
gelombang otak nya.
Kisah orang yg jatuh
cinta pada pandangan
pertama, adalah salah
satu bentuk resonansi
getaran jiwa yang
terpancar dari sorot
mata. Ingatlah saat kita
muda, betapa saat kita
bertemu pandang
secara tidak sengaja
dengan seseorang (pria-
wanita), kok tiba2 hati
ini bergetar dan sangat
terkesan dengan
pandangan pertama
tersebut. Resonansi
gelombang rasa cinta
yang terpancar dari
sorot mata, akan kita
terima dengan perasaan
khusus, yang kemudian
akan turun ke perasaan
kita. Bila terjadi dua
arah itu menandakan
ada kesesuaian
frekuensi jiwa antara
kedua orang tersebut.
Pancaran resonansi
gelombang otak
tersebut oleh orang
Sunda disebut juga
dengan istilah *Sima*
orang-orang sholeh
atau pancaran
kharisma. Barangkali
sebenarnya bukan
karena pancaran
gelombang otaknya
saja, karena barangkali
gelombang otak itu juga
resonansi.
Resonansi gelombang
*cahaya*
transedental dari Allah
swt pada seorang
manusia.
Syaikh Abdul Qodir
Jaelani – qoddasaLlaahu
sirrohu – menyebutkan
seorang mukmin itu
ibarat cermin. Cermin
yang memantulkan Nur
dari Allah. Kalau belajar
ilmu bahan, peristiwa
pemantulan sebenarnya
bukan peristiwa
pembelokan gelombang,
akan tetapi energi
gelombang datang
diserap atom-atom yang
dekat ke permukaan
sehingga tambah
bervibrasi kemudian
dipakai untuk
memancarkan
gelombang balik, jadi
resonansi juga.
Jadi barangkali seorang
mukmin yang mendapat
siraman Nur dari
Allah,karena
permukaan *cermin*nya
bersih, Cahaya Ilmu itu
bisa masuk secara
maksimal kemudian
menggetarkan qolbunya
sehingga hidup dan
memancarkan kembali
kepada khalayak. Nah
bila pancaran
gelombang itu kuat,
bisa jadi orang-orang
disekitarnya meskipun
cerminnya rada buram –
cahaya yang masuk ke
qolbu mereka tetap
rada lumayan sehingga
qolbu yang kaku keras
oleh penyakit bisa mulai
berdenyut mau hidup
lagi, seperti terasa
menerima *sesuatu*.
Sensasi ini bisa kita
rasakan bila bertemu
dengan orang-orang
yang sholeh yang
hatinya benar-benar
murni sehingga
pancarannya kuat,
bukan sekadar orang
yang pengetahuan
agamanya banyak tapi
hatinya keras. Pernah
ada kisah pada suatu
majelis pengajian. Pas
sedang asyik
pembahasan tiba-tiba
ada orang yang masuk
mesjid lalu sholat. Sang
ustadz mendadak
berhenti. Padahal orang
yang baru sholat itu
tidak dikenal dan
penampilannya biasa-
biasa saja. Tapi sang
ustadz terpana sekali
ketika orang itu sholat.
Kemudian setelah orang
itu keluar, sang ustadz
penasaran siapa orang
itu. Ternyata ada yang
menjelaskan bahwa
orang itu sang ketua
DKM yang rendah hati
namun suka banyak
menolong orang lain.
Wah ternyata resonansi
gelombangnya sampai
bisa memukau sang
Ustadz yang barangkali
tidak kalah juga
resonansi
gelombangnya.
Berikut tambahan
tulisan tentang power
of thinking yg dikutip
dari blog nya Badroni
Yuzirman The Power of
Thinking. Just Thinking,
Not Doing The Power of
Thinking.
Saya sudah sering
mendengar istilah ini.
Cuma belum ‘ngeh’
benar sampai
suatuketika saya
mengikuti pelatihan
Mind Management
tahun2002 lalu. Di
pelatihan itu saya
diajari bahwa kita bisa
mendapatkan apa yang
kita inginkan hanya
dengan
memikirkannnya saya. O
ya? Adalah Pak RB
Sentanu yang membawa
ilmu ini dan
mengembangkannya di
Indonesia. Pelatihan itu
sendiri banyak
mempraktekkan teknik
meditasi visual
didukung oleh audio.
Tapi yang menarik
sekaligus kontroversial
menurut saya adalah,
dia mengatakan bahwa
kita bisa mendapatkan
apa yang kita inginkan
hanya dengan
memikirkannya saja,
tanpa usaha. Doing-less.
What an idea!
Sebagai seorang yang
selalu tertarik dengan
ide-idebaru, apalagi
yang berguna untuk
pertumbuhan bisnisdan
pribadi, saya pun
mencoba
mempraktekkannya.
Dan alhamdulillah
berhasil! Ternyata,
tanpa saya sadari,saya
telah mempraktekkan
ilmu ini di masa lalu
tanpa disengaja.
Berikut ini adalah
beberapa cerita hasil
dari mempraktekkan
ilmu ini secara sengaja
maupun tidak sengaja:
Waktu masih berdagang
di Tanah Abang, saya
dan istri ingin sekali
dapat supplier dari
salah satu produkdijual
saat itu. Produk
tersebut selama ini
didapat dari tangan
ketiga dengan harga
mahal. Saya selalu
memikirkan bagaimana
caranya supaya dapat
produk inidari tangan
pertama. Produk ini
sendiri didistribusikan
secara tertutup kepada
jaringan tertentu yang
sulit ditembus. Saya
tidak tahu di
manasumbernya. Suatu
hari, datanglah seorang
perempuan etnis Cina
berusia setengah baya
dengan bahasa Cina
mendatangi toko saya.
Dibantu oleh seorang
penterjemah, dia
menawarkan produk
yang selama ini saya
cari. Kaget dan
setengah tidak percaya,
saya minta dia
mengulangi
penawarannya.
Ternyata benar. Dia
membuat produk itu di
Cina dan membawanya
langsung ke
Indonesia.Harganya?
Setengah dari harga
yang saya dapatkan
selama ini. Singkat
cerita saya ambil
produknya.
Penasaran, saya
bertanya bagaimana dia
bisa sampai ditoko kami
dan hanya menawarkan
ke toko saya saja. Dia
menjawab, begitu turun
dari kendaraan umum
langsung berjalan ke
arah toko saya tanpa
menoleh ke
tokolainnya. Saya
hampir tidak percaya,
tapi ini adalah
kenyataan. Saya hanya
memikirkannya saja.
Tiba-tiba,subhanallah,
yang saya pikirkan
selama ini datang
begitu saja di hadapan
saya.
Sampai sekarang saya
masih tidak percaya
dengan kejadian
ini. Masih banyak lagi
sebenarnya cerita
mengenai The Power of
Thinking ini yang saya
alami, seperti
bagaimana saya
memikirkan
mendapatkan
penghasilan setahun
dalam sebulan,
bagaimana bekerja dari
rumah saja dengan hasil
yang tidak kalah
dengan di toko,
bagaimana bekerja
sedikit alias malas tapi
hasil banyak. Semua itu
terwujud dari
keberanian saya
memikirkan sesuatu
yang saya inginkan. Itu
saja. Dan saya tidak
peduli bagaimana
caranya. Itu kuasa
Tuhan. Saya yakin Dia
akan tunjukkan
jalannya kepada saya.
Saya percaya saja.
Supaya tidak salah
kaprah dan
menimbulkan
kontroversi,tulisan saya
tidak bermaksud untuk
mempromosikan suatu
ide yang mendewakan
pikiran. Bukan sama
sekali.Menurut saya
pikiran itu adalah doa.
Tuhan sangat terlibat
dalam proses ini.
Seratus persen!
Buku rujukan: Piece of
Mind oleh Sandy
macGregor, Gramedia.
Posted by hdmessa